Friday, May 22, 2009

Save Danau Toba

Awal bulan Februari 2009 lalu, aku pulang ke tanah kelahiharanku di Samosir melalui jalan tele. Sejak memasuki Simpang Tele tak henti-hentinya mata ini memandang pemandangan pegunungan yang mengelilingi Danau Toba. Memasuki setengah jam perjalanan setelah hanya menyaksikan pemandangan pegunungan, mataku tertuju pada hamparan air yang menggenangi Danau Toba. Indah.....Dalam hati aku bersyukur karena Sang Pencipta telah memberikan Danau Toba bagi bangsa Batak.

Tetapi, rasa kagumku terhadap keindahan Danau Toba sejenak berhenti setelah aku menyaksikan danau terbesar di Indonesia itu lebih dekat. Enceng gondok yang tak jelas dari mana awalnya telah menyebar hampir di sepanjang pinggiran Danau Toba. Kumpulan tumbuhan-tumbuhan liar perairan itu bagaikan bom waktu yang setiap saat siap untuk menutupi permukaan air.

Kubayangkan bila itu terjadi, kehidupan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekelilingnya akan semakin tertinggal. Nelayan-nelayan yang selama ini hidup dari ikan, akan kesulitan untuk mendapatkan ikan, kapal-kapal akan berhenti beroperasi karena tak akan ada lagi pengunjung yang berminat mengunjungi Danau Toba. Pedagang-pedagang juga terpaksa menggudangkan barang dagangannya.

Dan tak akan ada lagi keramba ikan yang menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat pinggiran Danau Toba. Dan yang lebih menyakitkan lagi, kehidupan masyarakat sekitar juga terancam karena air yang dulu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti minum dan memasak terancam tidak lagi layak untuk dikonsumsi.

Dalam anganku, suatu hari nanti akan ada orang-orang yang tulus ingin menyelamatkan keindahan Danau Toba dari kepunahan. Dan aku ingin pada hari itu aku ikut di antara mereka.

No comments: