Friday, August 21, 2009

Cerita dari Tanah Batak

Alkisah seorang anak Lahi yang sangat sabungan (Silahisabungan) mendapat wangsit dari leluhurnya tentang harta karun leluhurnya yang sudah lama tersimpan. Silahi yang tinggal tinggal sebatang kara itu pun berusaha mencari tahu di mana keberadaan harta karun yang di maksud.
Melalui semedi yang cukup lama, Silahi akhirnya

mengetahui bahwa harta karun leluhurnya itu tersimpan di sebuah Bukit di antara Dolok Saribu yang terletak di Samosir. Setelah memanjatkan doa dan meminta restu kepada leluhurnya, saat Matanari baru terbit, Silahi langsung memulai perjalanannya dengan berjalan kaki ke arah Purba guna mencari harta karun yang dimaksud.
Dengan manurungi Tobing. Tiba di tempat yang dituju, Silahi langsung menuju Tobing di tepi dolok. Belum sampai di tepi berbagai aral rintangan sudah harus melawan seekor Sinaga. Berkat kesaktian yang dimilikinya Silahi berhasil mengalahkannya hingga akhirnya Silahi tiba di dasar Tobing di mana harta karun tersebut disembunyikan.Dengan letih yang masih terasa di badannya, Silahi langsung melanjutkan perjalanannya.
Setelah berjalan berhari-hari, Silahi akhirnya menemukan lokasi keberadaan harta karun tersebut. Namun belum sempat memegang harta karun yang sudah dicari-carinya segerombolan Singa sudah menghadang jalanya. Singa-singa tersebut mengaum bergembira menyambut santapan di hadapannya. Tiba-tiba saja salah seekor Singa yang cukup Tambun berusaha menerkam Silahi dan berusaha Maninjak Silahi. Namun berkat kesigapannya, Silahi berhasil menghindar dari serangan binatang buas yang menjadi lawannya.
Belum sempat menarik nafas, seekor Singa lainnya sudah melancarkan serangannya. Lagi-lagi berkat kesigapannya, Silahi berhasil menghindar. Usaha pertama berhasil, namun seperti tidak mau kalah, Singa-singa lainnya berusaha menerkamnya guna memangsa tubuh Silahi. Hingga terjadilah pertempuran antara binatang buas yang kelaparan dan Silahi.
Berkat kedigdayaan yang diwarisi dari gurunya, meski dengan susah payah dan badan yang hampir penuh dengan luka cakar, Silahi berhasil Singa-singa kelaparan yang hampir memangsanya.
Baru hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja singa yang cukup besar muncul di hadapannya. "Siapa kamu," tanya Silahi. "Aku adalah Guru Singa yang telah kau kalahkan ini," jawab makhluk di depannya tersebut yang berwujud berupa manusia namun wajahnya seperti Singa. "Dan aku akan menghabisimu karena telah membunuh semua anak buahku," lanjut pria setengah Singa yang berdiri tegap di hadapan Silahi.
"Maaf......," belum sempat Silahi menghabiskan kata-katanya, Guru Singa telah melayangkan jurusnya yang telak mengenai dada Silahi yang belum siap dengan kedatangan pukulan dari lawannya. Setelah mendapatkan pukulan pertama dari lawannya, Silahi mencoba bangkit, namun lagi-lagi serangan lawan telak mengenai tubuh Silahi. Selanjutnya, Guru Singa mencoba melepaskan pukulan yang disertai dengan tenaga dalam, tapi berkat kesigapan dari Silahi meski dalam posisi terlentang Silahi berhasil mengelak dari pukulan mematikan itu. Selanjutnya Silahi mencoba membalas dengan jurus-jurus andalannya. Hingga terjadilah pertempuran yang sangat sengit di antara keduanya. Dengan berbagai jurus dan Sagala kemampuan yang dimilikinya, Silahi berhasil mengalahkan Guru dari Singa-singa yang telah ditaklukkannya terlebih dulu.
Selanjutnya, Silahi dengan mudah mengambil harta karun yang dicari-carinya.
Berhasil mengambil harta karun, Silahi berniat pulang ke rumahnya. Baru keluar dari pintu gua di mana harta karun tersebut berada, tubuh Silahi sudah terhempas ke dinding batu akibat Haloho yang disertai Perangin-angin yang cukup kuat. Silahi mencoba keluar dengan terbang, namun kekuatan angin mampu mengalahkan Silahi hingga memButar-butarkan tubuhnya di angkasa. Selain diButar-butarkan hingga Silahi juga maNungkir ke tanah cukup keras hingga meremukkan tulang-tulangnya. Sekali lagi, Perangin-angin mencoba menerbangkannya, tapi dengan sigap Silahi mengeluarkan Sipayung sakti yang dia dapatkan dari gurunya. Kali ini, Silahi aman dari sergapan angin kencang. Tidak itu saja, Silahi juga berhasil meredakan amukan Perangin-angin menggunakan Sipayung saktinya.
Selanjutnya Silahi kembali pulang ke kediamannya melalui Tobing-tobing yang sangat curam dan terjal. Sesampai di rumahnya, dengan penasaran Silahi mencoba membuka peti harta karun yang telah didapatkannya dengan susah payah. Alangkah senangnya hati Silahi begitu melihat harta karun yang didapatnya berupa perhiasan emas, Manik-manik yang Marmata, uang yang nilainya kira-kira Pasaribu Ringgit serta harta benda yang sangat berharga lainnya.
Takut harta bendanya dicuri oleh orang lain, Silahi pun menyembunyikannya di Rumah Horbo yang tidak jauh dari kediamannya. Pintu masuk Rumah Horbo tersebut terbuat dari batu yang cukup tebal. Selain horbo, di Rumah Horbo itu juga ada Hombing. Setelah memastikan keadaan aman dan tidak ada satu orang pun yang melihatnya, Silahi keluar dari Rumah Horbo tersebut dengan terlebih dahulu memButar kunci pengaman yang melekat di Pintu Batu tersebut.

(Sabungan=Perkasa, Purba=Timur, Horbo=Kerbau)

1 comment:

Anonymous said...

Abangon nian, sai na adong do ceritana, ai sian dia do diboto abang mambaen cerita songonon, boi do marguru kan